Manggarai Timur, MC – Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur terus memperkuat langkah dalam upaya eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC), sebagai bagian dari komitmen nasional menuju Indonesia bebas TBC pada tahun 2030. Dalam Rapat Koordinasi Eliminasi TBC dan Peningkatan Imunisasi Tingkat Kabupaten yang dilaksanakan pada Rabu, (25/06/ 2025), Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Sjukur, menyerukan pentingnya aksi nyata dari seluruh pihak dalam mempercepat penanggulangan TBC di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menekankan bahwa keberhasilan program eliminasi TBC tidak bisa hanya bergantung pada sektor kesehatan semata. Diperlukan sinergi dan keterlibatan lintas sektor serta peran aktif masyarakat agar semua target dan strategi yang telah dirancang dapat berjalan secara optimal. Ia menambahkan bahwa waktu menuju 2030 semakin sempit, sehingga semua pemangku kepentingan harus memperkuat kolaborasi dan komitmen bersama.
Kabupaten Manggarai Timur sendiri telah menunjukkan keseriusannya dalam menangani TBC. Hingga Juni 2025, jumlah kasus TBC yang ditemukan tercatat sebanyak 1.788 dari total target 4.697 kasus, atau baru mencapai 38,06 persen. Meski angka penemuan kasus masih perlu ditingkatkan, pencapaian membanggakan justru terlihat dari angka kesembuhan. Saat ini, Manggarai Timur menempati posisi kelima secara nasional dan ketiga di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal keberhasilan pengobatan TBC. Hal ini menandakan bahwa seluruh pasien yang ditemukan telah memperoleh pengobatan hingga tuntas, mencerminkan sistem layanan pengobatan yang berjalan efektif.
Dalam upaya percepatan eliminasi TBC, pemerintah daerah telah menempatkan alat Tes Cepat Molekular (TCM) di empat puskesmas rujukan utama. Selain itu, kegiatan penjaringan suspek TBC terus dilakukan secara aktif di masyarakat, disertai investigasi terhadap kontak erat pasien untuk mencegah penularan lebih lanjut. Saat ini, seluruh tenaga kesehatan di 29 puskesmas yang tersebar di Kabupaten Manggarai Timur juga telah mendapatkan pelatihan yang memadai dalam penanganan TBC.
Namun demikian, beberapa tantangan masih dihadapi di lapangan. Koordinasi lintas sektor dalam mendukung program eliminasi belum berjalan maksimal. Selain itu, penjaringan suspek TBC masih perlu diperluas dan ditingkatkan intensitasnya. Keterbatasan geografis juga menjadi kendala tersendiri, mengingat jarak antara puskesmas satelit dan puskesmas rujukan yang memiliki alat TCM cukup jauh, sehingga menyulitkan akses layanan lanjutan bagi sebagian masyarakat.
Wakil Bupati Tarsisius Sjukur dalam penutupannya mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, hingga sektor swasta dan lembaga keagamaan untuk ikut ambil bagian secara aktif. Ia menyampaikan bahwa TBC adalah masalah bersama yang hanya bisa diselesaikan melalui gotong royong dan kerja bersama.
“Jika kita bersatu, saya yakin Manggarai Timur tidak hanya mampu mencapai target nasional, tetapi juga menjadi contoh daerah yang berhasil mengeliminasi TBC lebih cepat,” ungkapnya optimis.
(Diskominfo/ 2025)
