Manggaraitimur, MC- Usai lakukan surveillance di kampung Waso, Ronting desa Satar Kampas, Dampek, Golo Kukung, Ntaur dan Lirang pada Sabtu (26/2/2022).

Tim Reaksi Cepat Tanggap Darurat Bencana, Kecamatan Lamba Leda Utara, kembali menelusuri wilayah Golo Kukung, Ntaur, Nanga Lirang, Nanga Pede dan Satar Padut, pada hari Minggu (27/2/2022).

Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman, menjelaskan, surveillance dilakukan bersama tim Dinas Kesehatan dan BPBD kabupaten Manggarai Timur, untuk memberikan edukasi persiapan evakuasi, pelayanan kesehatan, membersihkan air sumur dengan metode kaporisasi serta pembagian abate kepada warga untuk membersihkan lingkungannya masing masing dari ancaman wabah malaria.

 

 

Walaupun ancaman banjir masih mengintai sepekan kedepan, upaya rehabilitasi tetap dilakukan.

Kondisi hari kedua pasca banjir, berlahan mulai membaik. Warga mulai membersihkan rumah dan perabotan dari lumpur. Langkah ini dilakukan untuk memperkecil resiko penyakit menular usai bencana banjir.

" Kasus kesehatan seperti mialgia, dermatitis alergi, ispa, cepalgia, gastritis telah ditangani tim Dinas Kesehatan. Kondisi kesehatan warga saat ini dalam penanganan intens oleh tenaga kesehatan, " ujar Kadis kesehatan, Surip Tintin.

Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur, Petrus Subin, menuturkan, pihaknya telah melaporkan secara resmi peristiwa banjir di kecamatan Lamba Leda Utara, kepada BPBD Provinsi NTT, BNPB serta Balai Sungai Kupang.

" Kita berharap, ada dukungan dari pihak terkait sehingga peristiwa ini tidak terjadi kembali. Banjir seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Kita berharap ada dukungan berupa pembangunan tembok penahan banjir, " kata Petrus Subin.

d1

 

Agus Supratman, menjelaskan, sejumlah kampung seperti Luwuk, Ronting, Waso, Nanga Pede dan Nanga Lirang, menjadi wilayah terdekat, dengan titik pasang tertinggi air laut, sehingga rawan ancaman air laut pasang. Dan Nanga Pede, menjadi kampung yang terdampak banjir pada tahun ini.

Bencana banjir yang senantiasa berulang setiap tahunnya ini, diakibatkan oleh pertemuan luapan air sungai Wae Laing dan Wae Rutung dengan air laut pasang.

Upaya memperbaiki kondisi kawasan pantai telah dilakukan sejak tahun lalu. Paling akhir, kegiatan penanaman mangrove oleh Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, pada 11 Februari lalu.

Intervensi pembangunan infrastruktur, pemulihan lingkungan dan penataan kawasan pantai serta memperkuat sistem peringatan dini, menjadi rangkaian penting dari langkah mitigasi bencana oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. (Patrys Anggo)