Oleh :Andrianus Patrysius P. Anggo

" Seorang inovator selalu menatap masa depan untuk membangun desanya.

Tidak ada waktu untuk memikirkan masa lalu.

Terutama perbedaan politik dalam Pilkada Manggarai Timur.

 Tidak ada lagi ASET, TABIR, MERPATI, SARDON dan NERA.

Saatnya kita bangun kesejahteraan disetiap desa ".

                                                            Agas Andreas, Elar 11 Januari 2019

PLTMH SUNGA NDULU INOVASI DARI WAE LOKOM

Manggarai Timur, MC - Plt Bupati Manggarai Timur sekaligus Bupati terpilih Agas Andreas, mengajak masyarakat untuk membangun desa dengan berbagai program dan kegiatan inovasi desa sehingga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan. Melupakan segala perbedaan politik di masa lalu dan menatap masa depan dengan optimis. Ajakan Agas Andreas ini, ketika meresmikan pemanfaatan PLTMH Sunga Ndulu di desa Wae Lokom, Kecamatan Elar, Jumat (11/1/2018).

PLTMH Sunga Ndulu dibangun secara bertahap. Pada tahun 2017 bangunan PLTMH selesai dibangun dari dana desa sebesar Rp.741.366.000. Dilanjutkan dengan pembangunan PLTMH senilai Rp.900.000.000 dari dana desa tahun anggaran 2018 dan dana afirmasi sebesar Rp. 36.540.000. Nilai total pembangunan PLTMH Sunga Ndulu, mencapai 1.641.366.000 yang selanjutnya akan dikelola oleh BUMDes Wae Lokom.

          Proyek ini dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama antara Tim Pengelola Keuangan (TPK) desa Wae Lokom bersama CV. Tepat Guna Teknik Small Hydropower Engineering sebagai rekanan. PLTMH Sunga Ndulu, akan dimanfaatkan untuk menerangi 161 rumah masyarakat dan sarana umum seperti kantor pemerintahan dan kapela.

          Energi listrik di desa Wae Lokom, kini sedang menanti langkah inovasi lain. Listrik tidak hanya untuk dinikmati. Tetapi menjadi beragam peluang usaha baru, yang mampu dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat.

          PLTMH Sunga Ndulu tidak hanya menjadi investasi energi listrik semata. Disisi lain keberadaan PLTMH ini, menjadi investasi pelestarian lingkungan hidup. Lembaga adat, gereja, kelompok pemuda dan lembaga pendidikan, menjadi elemen elemen penting yang bisa terlibat secara aktif dalam agenda pelestarian debit air di desa Wae Lokom.

MAGISNYA DANDING MASYARAKAT ELAR DALAM DIPLOMASI PEMBANGUNAN

Dalam arahannya, Agas Andreas memberi apresiasi kepada masyarakat Elar yang selalu menyampaikan aspirasinya dalam bentuk danding. " Saya selalu senang kalau datang ke Elar. masyarakat disini selalu menyampaikan aspirasinya dalam bentuk danding. Jadi kita harus peka dan menyimak ketika mendengarkan danding. Mereka disini hebat, mampu membuat syair yang tepat ". kata Agas Andreas.

Sebelumnya rombongan Agas Andreas disambut dengan danding. Rombongan pun segera bergabung bernyanyi dan menari bersama masyarakat. Danding biasanya ditampilkan oleh sebuah kelompok yang terdiri dari laki laki dan perempuan, sembari bergerak membentuk lingkaran. Sesekali, peserta sanda menghentakan kaki mengikuti irama lagu yang dibawakan. Tanpa iringan musik, syair syair dilantunkan dengan semangat dalam tempo yang lebih cepat.

          Budaya selalu punya caranya sendiri untuk merawat kehidupan sosial masyarakatnya. Tidak terkecuali tradisi danding, yang lahir dari budaya Manggarai. Danding menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pandangan komunitas masyarakatnya. Oleh karena itu, danding selalu dinyanyikan secara berkelompok.

          Ketika danding menjadi media diplomasi pembangunan, aspirasi tentunya akan tersampaikan dalam kecerdasan bahasa Manggarai, yang selalu menyampaikan eksistensi pesannya dibalik berbagai metafora. Kedalaman makna dalam berbagai metafora memberi daya pengaruh yang luar biasa dan tetap menjaga keselarasan.

          Daya magis danding sebagai dialog hanya bisa tercipta, ketika pihak penerima pesan   membuka diri untuk menyimak dan merefleksikan syair yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Agas Andreas, " Saya kalau datang ke Elar, peka betul mendengarkan danding."

          Aspirasi pembangunan jalan lapen dan bantuan pembangunan rumah adat mendapatkan perhatian Agas Andreas. Plt Kepala Dinas PUPR, Yos Soemarto langsung diminta Agas Andreas untuk membantu desai bangunan rumah adat yang sesuai dengan budaya masyarakat Wae Lokom. Terkait aspirasi pembangunan jalan lapen, Agas Andreas memberikan arah kebijakan pembangunan infrastruktur, yang telah disepakati bersama masyarakat Elar, pada tahun 2018 lalu.

LUPAKAN PERBEDAAN POLITIK

"Jangan lagi lihat kebelakang. Sudah selesai Pilkada. Tidak ada lagi ASET, MERPATI, TABIR, SARDON dan NERA. Saya ajak bapak ibu, untuk melihat kedepan sejauh kaki langit. Maka seorang inovator untuk melihat jauh kedepan, sebab tantangan kita ada didepan ", kata Agas Andreas, yang langsung disambut riuhnya tepuk tangan masyarakat.

          Hal ini disampaikan Agas Andreas, ketika menyampaikan agenda inovasi desa. Menurutnya, seorang inovator harus memiliki pandangan yang jauh kedepan, sehingga mampu menyelesaikan berbagai tantangan yang ada. Untuk itu sangat penting untuk meninggalkan segala perbedaan pilihan politik di masa lalu.

          Sejarah politik di kabupaten Manggarai Timur mencatat, keberhasilan masyarakat Manggarai di Kabupaten Manggarai Timur, dalam mengelola perbedaan pilihan politik. Seruan Agas Andreas, untuk melupakan perbedaan pilihan politik dalam Pilkada, menjadi langkah politik yang teramat penting. Seruan Agas Andreas, sesungguhnya sebuah upaya untuk merawat dan membangun kultur politik masyarakat yang telah dewasa. Kultur politik yang selalu menempatkan, derajat kemanusiaan diatas kepentingan politik.

          Politik kemanusiaan tergambar jelas, melalui arah kebijakan politik Agas Andreas," Pembangunan untuk Manusia ". Paradigma politik kemanusiaan, menjadi harapan baru lahirnya keadilan sosial dan melupakan segala perbedaan politik masa lalu. Arahan Agas Andreas ini, sekaligus mempersempit   " ruang politisasi pilkada "oleh berbagai pihak, pada " Jalan ketiga Pembangunan " di Kabupaten Manggarai Timur.    

AGAS ANDREAS SAMPAIKAN PAKET KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR

Terkait aspirasi pembangunan jalan lapen, Agas Andreas lalu menyampaikan paket arah kebijakan infrastruktur di kecamatan Elar pada tahun anggaran 2019. Diantaranya adalah Peningkatan jalan watunggong - Mombok- Elar dengan anggaran Rp.4,8 Miliar, peningkatan jalan dalam kota Elar dengan anggaran Rp. 4,8 Miliar, peningkatan jalan Elar - Lempang Paji dengan anggaran Rp. 1,2 Miliar dan peningkatan jalan Kigit - Lewur Lai - Sano Lokom anggaran Rp. 1,2Miliar.

          Selain infrastruktur jalan, Agas Andreas juga menyampaikan arah kebijakan rehabilitasi irigasi diantaranya jaringan irigasi Wae Lampang Rp. 250 juta, jaringan irigasi Wae Ngeles Rp. 100 juta dan Rehabilitasi jaringan irigasi Wae Buntal Rp. 1,8 miliar. Selain itu, Agas Andreas, juga menyampaikan irigasi buntal memperoleh alokasi dana APBN senilai Rp. 30 miliar.  

          Dihadapan ribuan masyarakat yang hadir, Agas Andreas menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, secara serentak akan membangun jalan 10 Km, diseluruh kecamatan pada tahun anggaran 2019. Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk perhatian dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Manggarai di Kabupaten Manggarai Timur.

          Kepada masyarakat yang hadir Agas Andreas, juga menegaskan lokasi pengerjaan infrastruktur jalan di Kecamatan Elar, merupakan kesepakatan bersama masyarakat. " Lokasi pembangunan jalan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat di Elar. Jadi jangan mulai berpikir, pak Bupati ada kepentingan. Ini agenda yang akan dilaksanakan oleh dinas PUPR, belum termasuk OPD yang lain. Ini pola saya selanjutnya. Kita buat kesepakatannya, lalu saya akan umumkan secara terbuka " kata Agas Andreas.

          Kepada pemerintah desa Wae Lokom, Agas Andreas mengharapkan, agar pengelola BUMDes diberikan pelatihan sehingga mampu mengelola PLTMH dengan baik. Terkait   pemerintah desa Wae Lokom untuk membangun jalan lapen desa, menuju jalan kabupaten sehingga terintegrasi.

          Terkait strategi pembangunan infrastruktur jalan. Agas Andreas menjelaskan, saat ini sedang dipersiapkan Peraturan Bupati, untuk mengatur tentang status jalan, yang bisa diintervensi oleh desa dan kabupaten. Sehingga percepatan pembangunan infrastruktur jalan bisa dilaksanakan. Kepada Pemerintah desa, Agas Andreas berharap, agar setiap desa mulai membangun jalan lapen sepanjang 1 Km, yang terhubung dengan jalan kabupaten.