Elar Selatan, - Saat ini PT SAM Agro Manunggal membutuhkan lahan seluas 4.000 hektar sebagai lahan inti untuk perkebunan tebu di Kabupaten Manggarai Timur (KMT). Langkah awal untuk mewujudkan rencana ini sudah dilakukan dengan membuka persemaian bibit di Borong dan Wae Lengga. Hal ini disampaikan Bupati KMT, Yosep Tote pada acara sosialisasi perkebunan tebu di Wirung, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, senin (28/5).

“Sekarang di Borong ada usaha pembibitan tebu seluas 40 hektar yang akan dikembangkan ke wilayah Nangarawa, sementara di Wae Lengga sudah dikembangkan pembibitan seluas 10 hektar,” ungkap Bupati Yosep. Ditambahkannya, bibit itu akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk ditanam di lokasinya masing-masing dan hasilnya akan dijual lagi kepada kepada perusahaan SAM Agro Manunggal. “Masayarakat di Nanga Meje silahkan tanam sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.”

Sekarang, kata Bupati Yoseph, beliau sedang berkeliling wilayah KMT untuk mencari lahan seluas 4.000 hektar yang akan dijadikan sebagai lahan inti perkebunan. Lahan ini akan langsung dikelola oleh perusahaan dengan syarat bahwa perusahaan pengolahan tebu harus berlokasi di KMT. Dalam sehari, kebutuhan untuk perusahaan sebanyak 5.000 ton dan jika masyarakat bisa memenuhinya hingga 3000 ton maka sisanya akan dipenuhi oleh perusahaan dari lahan inti yang mereka kelola. “Warga kita, disamping menanam di tanahnya masing-masing, mereka juga bisa bekerja di perusahaan dengan gaji yang layak,” ujarnya.

Ditegaskannya, bila semua rencana ini berjalan baik maka pada tahun 2018 akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik gula di KMT. Dengan demikian wilayah jalur Kota Komba hingga elar selatan akan menjadi daerah pertumbuhan ekonomi baru. “Mungkin ini yang bisa saya berikan kepada masyarakat disini di tahun terakhir kepemimpinan saya sebagai bupati,” ujar Bupati Yosep.

Sementara itu, Penasihat PT SAM Agro Manunggal, Hilman Manan menyatakan bahwa lahan inti seluas 4.000 hektar itu merupakan jaminan bagi investor untuk dapat membangun perusahaan gula di KMT. “Jaminan ini harus didapatkan karena nilai inverstasi yang akan ditanamkan sekitar 1 sampai 2 triliun untuk membangun semua fasilitas perusahaan,” tambahnya. Selain lahan inti ada juga lahan yang dikerjasamakan petani dengan perusahaan. Warga menyiapkan lahannya, semua proses dari pembukaan lahan, pemeliharaan hingga panen dilakukan oleh perusahaan sementara pemilik lahan akan mendapat jatah pembagian hasil sebesar 35 persen.

Ditambahkannya, perusahaan sudah siap berinvestasi dan sekarang menunggu keseriusan dari pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama bekerja keras untuk mewujudkan rencana ini. “Dengan demikian masyarakat manggarai bisa minum kopi Manggarai dengan gula Manggarai dan bukan gula yang didatangkan dari Jawa,” imbuhnya. (kmfkmt)